60% hoaks di Indonesia berisi soal politik

Mayoritas hoaks di Indonesia saat ini disebar melalui media sosial.

Diskusi "Pers lawan hoaks Pemilu 2019"./ Humas Bawaslu

Ketua Presidium Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (Mafindo) Septiaji Eko Nugroho menyatakan, 50 hingga 60% hoaks di Indonesia isinya berhubungan dengan politik.

"Kurang lebih 50 persen sampai 60 persen hoaks yang muncul di Indonesia itu isinya politik, disusul dengan isu agama, kemudian kesehatan, bencana alam atau pesawat jatuh itu ada hoaksnya," kata Septiaji dalam diskusi "Pers lawan hoaks Pemilu 2019" di Hotel Mercure Bali, Jumat (15/3) malam.

Berdasarkan pantauan Mafindo, hoaks yang beredar di tahun 2018 dilakukan dengan cara menyebarkan foto yang ditambahi narasi tertentu. Masyarakat banyak tertipu karena foto yang disebarkan sebenarnya tidak berhubungan dengan narasi yang disampaikan. 

"Kadang-kadang foto yang muncul 3 tahun sampai 4 tahun lalu, dibawa lagi sekarang," katanya.

Pada semester 2 tahun 2018, Facebook menjadi media sosial yang paling banyak dijadikan tempat untuk penyebaran hoaks. Berada di urutan kedua adalah aplikasi pesan instan WhatsApp.