Amunisi senjata menipis, kelompok MIT sudah terdesak

Ali Kalora hanya memegang senjata dengan amunisi terbatas.

Satgas Operasi Tinombala 2016 melakukan patroli bersenjata di Posko Sektor II Tokorondo, Kabupaten Poso, Sulteng, Selasa (16/8/2016)/Foto Antara/Muhammad Adimaja.

Satgas Madago Raya membeberkan kelompok Mujahidin Indonesia Timur (MIT) pimpinan Ali Kalora tidak lagi mempunyai senjata dan amunisi berlimpah. Pasalnya, salah satu anggota MIT bernama Qatar yang tewas merupakan kunci persenjataan mereka.

Danrem 132/Tadulako, Brigadir Jenderal TNI Farid Makruf mengatakan, Qatar pria asal Nusa Tenggara Barat (NTB) adalah orang yang selama ini mengendalikan Ali Kalora dan anak buahnya. Sehingga, saat Qatar tewas, kelompok MIT semakin melemah.

Dia menerangkan, Qatar adalah orang yang mengancam Ali Kalora cs untuk tidak menyerahkan diri ke aparat penegak hukum. Qatar ini juga yang memimpin pembunuhan sadis terhadap para petani di Poso, Sigi, dan Parimo.

"Dari hasil pemeriksaan sejumlah saksi, Qatar merupakan salah satu pelaku yang terlibat dalam serangkaian aksi pembunuhan di Desa Lemban Tongoa, Kabupaten Sigi dan Desa Kalemago, Kabupaten Poso," ujarnya dalam keterangan resmi, Kamis (12/8).

Saat ini, kata dia, enam orang DPO teroris Poso yang tersisa hanya memegang tiga jenis senjata, yaitu laras panjang M16 yang dipegang Ali Kalora serta pistol jenis colt dan FN yang dipegang dua anak buahnya. Namun, amunisi untuk tiga senjata itu sudah terbatas.