Banser bakar bendera HTI, Karding: Itu bentuk cinta pada NKRI

Aksi Banser bakar bendera tauhid sebetulnya ditujukan untuk Hizbut Tahrir Indonesia (HTI)

Anggota Bantuan Serbaguna Ansor (Banser) Nahdlatul Ulama Kabupaten Demak berunjuk rasa menolak keberadaan tempat usaha karaoke ilegal di depan kantor Bupati Demak, Jawa Tengah, Jumat (14/9). Antara Foto

Aksi pembakaran bendera yang bertuliskan lafaz tauhid oleh Banser Nahdlatul Ulama (NU) dinilai sebagai bentuk kecintaan terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Hal tersebut disampaikan oleh Ketua DPP Partai Kebangkitan Bangsa, Abdul Kadir Karding.

Menurut Karding, aksi Banser tersebut sebetulnya ditujukan untuk Hizbut Tahrir Indonesia (HTI). Diketahui, HTI kerap membawa bendera bertuliskan lafal tauhid dalam setiap kegiatannya. Pembakaran tersebut merupakan bentuk protes terhadap keberadaan HTI yang dianggap sebagai salah satu organisasi yang berbahaya. 

"Jadi, (yang dibakar) bukan kalimat Laillahaillah (kalimat tauhidnya)," kata Karding di Jakarta pada Selasa, (23/10). 

Namun, karena bendera yang dibakar itu ada lafal tauhidnya, sehingga mengakibatkan kontroversi Terlebih, kata Karding, bendera itu dinarasikan seolah-olah yang dibakar adalah kalimat tauhid. Karena itu, dia menilai, hal ini tak perlu terulang lagi.

"Oleh karena itu saya berharap langkah-langkah seperti ini tidak perlu dilakukan lagi. Meskipun maksudnya baik, hanya saja jika dipahami lain oleh masyarakat justru akan merugikan Banser itu sendiri," ujarnya.