Bonus demografi terealisasi bila tenaga kerja berkualitas

ICMI beber sejumlah faktor pendukung terealisasinya bonus demografi.

Sejumlah pekerja berjalan di luar area pabrik saat jam istirahat di Boyolali, Jawa Tengah, Selasa (7/4/2020)/Foto Antara/Aloysius Jarot Nugroho.

Bonus demografi (BD) Indonesia dimulai tahun 2012 dan akan berakhir tahun 2045. Bonus demografi adalah suatu kondisi ketika jumlah penduduk usia produktif (15-64 tahun) di suatu wilayah lebih besar dibanding penduduk usia nonproduktif, yaitu usia 0-14 tahun dan 65 tahun ke atas.

Menurut Ketua Pengurus Majelis Perguruan Tinggi Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI), Prof Fasli Jalal, bonus demografi akan terealisasi salah satunya dengan menyuplai tenaga kerja dalam jumlah besar dan berkualitas.

"Syarat suplai tenaga kerja harus bermutu, pendidikannya baik, kesehatannya baik, etos, karakter, akhlaknya baik, dan punya keterampilan untuk menjadi global citizen. Dia bisa bekerja dalam bahasa yang berbeda, dalam budaya yang berbeda, dalam tim yang berbeda," ujarnya pada Kamis (21/1) malam.

Pun kehadiran pekerja perempuan di pasar kerja dalam jumlah banyak, mereka bisa membantu peningkatan pendapatan keluarga.

"Secara spesifik kalau bisa mengangkat bagaimana perempuan yang semakin terdidik. Separuh dari tenaga kerja kita makin terdidik tapi partisipasinya masih jauh di bawah. Kalau laki-laki sudah 80% masuk kedalam lapangan kerja, perempuan jumlahnya hampir sama baru 50%. Jadi kalau dinaikkan 15% masih jauh dari 80%. Berarti kita harus memberikan peluang pekerjaan 15 juta perempuan yang makin terdidik, tapi dia juga menjadi manajer rumah tangga," jelas Fasli.