Akal bulus pelecehan seksual bermodus riset

Seorang korban pelecehan seksual bermodus riset mengisahkan pengalamannya di Twitter. Ia diperintahkan membungkus tubuh dengan kain jarik.

Ilustrasi pelecehan seksual. Alinea.id/Oky Diaz.

Akhir Juli 2020, sebuah akun Twitter @m_fikris membuat utasan panjang. Ia mengaku sebagai korban pelecehan bermodus riset, yang dilakukan seorang mahasiswa tingkat akhir Fakultas Ilmu Budaya (FIB), Universitas Airlangga (Unair), Surabaya. Ia menyebut, pelakunya bernama Gilang.

Ia membeberkan kronologi pelaku melakukan pelecehan, memintanya membungkus seluruh tubuh dengan kain jarik—istilah dalam bahasa Jawa untuk sebuah kain yang bermotif batik, hingga mirip pocong. Kemudian, pelaku meminta agar foto dan video dikirim ke dirinya usai tubuh dibungkus.

Praktik penelitian yang janggal itu kemudian viral dengan sebutan bungkus kain jarik, meski tak seluruh korban dibungkus dengan jarik. Sang pelaku pun dianggap memiliki kecenderungan fetish—hasrat seksual yang didorong jika melihat objek yang bukan genital.

Korban masih didata

Kepolisian pun tak main-main dengan kasus ini. Beberapa hari lalu, Polda Jawa Timur membuka posko pengaduan bagi korban kasus. Sudah ada 15 orang yang mengadu, namun identitas mereka tak dicantumkan secara jelas.