"Dikasih tahu, ngeyel. Masih mending kamu diselametin..."

Tiga pewarta diintimidasi karena memergoki adu mulut antara personel TNI dan Polri di sela-sela aksi unjuk rasa di sekitar gedung DPR.

Polisi dan mahasiswa menghindari lemparan batu saat terjadi bentrokan pada aksi unjuk rasa di depan gedung Parlemen, Jakarta, Senin (30/9). /Antara Foto

Intimidasi terhadap pewarta kembali terjadi dalam aksi unjuk rasa di sekitar gedung MPR-DPR RI hari ini. Dari informasi yang dihimpun Alinea.id, tiga pewarta diketahui mendapatkan perlakuan intimidasi saat hendak mendokumentasikan momen tegang antara personel TNI dan aparat kepolisian.

Salah satu pewarta yang menjadi korban intimidasi tersebut ialah jurnalis Tirto.id, Haris Prabowo. Saat kejadian, Haris mengaku bersama dua pewarta lainnya tengah menyaksikan adu mulut antara personel TNI dan aparat kepolisian di Rumah Sakit (RS) Gigi dan Mulut Ladokgi TNI AL di Jalan R.E. Martadinata, Bendungan Hilir, Jakarta Pusat, sekitar pukul 18.30 WIB.

"Saya pribadi tidak tahu penyebabnya. Tapi, yang jelas saya dengar mereka saling caci. Anggota TNI AL bertanya ke polisi dan intel di luar RS, 'Apakah kalian pikir kami pengkhianat. Kita sama-sama berjuang di sini'. Seingat saya itu," tutur Haris kepada Alinea.id

Tak hanya sekali, Haris mendengar kata 'pengkhianat' kembali terucap dari salah satu personel kepolisian dalam adu mulut itu. Menurut Haris, dua rekan pewarta lainnya mencoba mendokumentasikan kejadian tersebut.

Mereka, kata Haris, terang-terangan memndokumentasikan gambar dengan gawai mereka. Khawatir akan keselamatannya, Haris hanya mendokumentasikan situasi itu dengan cara merekam suara.