Kazakhstan sedang konflik, kunker Pansus RUU IKN dinilai mubazir

Studi banding yang dilakukan anggota pansus seharusnya bisa dilakukan secara online.

Direktur Program Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Esther Sri Astuti pada kajian tengah tahun INDEF 2021 ( 12/7/2021). Foto YouTube Indef

Direktur Program Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Esther Sri Astuti menilai, kunjungan tiga anggota Panitia Khusus (Pansus) Rancangan Undang-Undang Ibu Negara (RUU) IKN ke Kazakhstan mubazir dan hanya membuang-buang anggaran.

Pangkalnya, saat ini semua informasi dapat diakses terbuka melalui internet. Selain itu, Kazakhstan tengah dalam kondisi darurat akibat konflik, tak lama setelah anggota pansus tiba di negara itu.

"Menurut saya kunker ke Kazakhstan atau ke negara lain hanyalah alasan untuk menghabiskan anggaran negara. Buat apa kunker? Semua informasi sekarang terbuka lewat internet. Foto, video (bahan studi banding) juga bisa didownload dan dilihat melalui internet," ujar Esther saat dihubungi Alinea.id, Jumat (7/1).

Menurut Esther, studi banding yang dilakukan anggota pansus juga bisa dilakukan secara online. Apalagi Kazakhstan tengah dilanda konflik seperti saat ini.

Menurutnya, teknologi seharusnya dimanfaatkan pemerintah dan pansus untuk mengurangi anggaran kunker ke luar negeri.