Lagi, polisi tembakkan gas air mata saat pengamanan pertandingan sepak bola

Dalam kasus sebelumnya, tragedi Kanjuruhan, penggunaan gas air mata membuat 135 orang, mayoritas suporter, meninggal dunia.

Asap putih akibat tembakan gas air mata oleh kepolisian membumbung saat melakukan pengamanan laga PSIS Semarang kontra PSIS Solo di Stadion Jatidiri, Kota Semarang, Jateng, pada Jumat (17/2/2023). Twitter/@most1085

Kepolisian kembali melontarkan gas air mata dalam pengamanan pertandingan sepak bola. Kali ini, jelang laga PSIS Semarang kontra Persis Solo di Stadion Jatidiri, Kota Semarang, Jawa Tengah (Jateng), pada Jumat (17/2).

Kapolrestabes Semarang, Kombes Irwan Anwar, mengungkapkan, insiden penembakan gas air mata ke arah suporter kali ini terjadi di luar Stadion Jatidiri. Insiden berawal dari gerombolan pendukung yang tidak memiliki tiket mencoba masuk ke dalam arena pertandingan.

"Nah peristiwa tadi itu setelah ada dorongan massa, itu peristiwanya di luar stadion, ya, bahkan luar stadion. Massa kemudian mencoba masuk ke dalam stadion tanpa tiket," katanya kepada wartawan, Jumat (17/2).

Kepolisian lantas berupaya mengadangnya dengan melakukan penyekatan. Selain itu, memberikan peringatan lisan, melalui pengeras suara, hingga mengerahkan mobil pengurai massa sembari mengingatkan massa berkali-kali.

Namun, para suporter disebut mengabaikan imbauan aparat. Kepolisian akhirnya menembakkan gas air mata.