Nelayan tolak cantrang disamakan dengan trawl

Para nelayan menilai cantrang memiliki cara kerja dan sifat yang berbeda dengan trawl. Karena itu, mereka menuntut izin penggunaan cantrang.

Nelayan berunjuk rasa. (foto: Dhemas R/Antara)

Sekelompok nelayan menggelar unjuk rasa di depan Istana Merdeka, Rabu (17/1). Mereka menuntut diperbolehkannya cantrang untuk mencari ikan di laut. Ketua Umum Aliansi Nelayan Indonesia Riyono mengatakan penggunaan cantrang oleh nelayan terbukti ramah lingkungan, bukan merusak sebagaimana dituduhkan selama ini.

"Kami sudah melakukan kajian, uji petik dan praktik lapangan langsung bersama kepala daerah, DPR, akademisi dan media. Terbukti cantrang ramah lingkungan," kata Riyono seperti dikutop dari Antara.

Riyono menambahkan, cantrang selama ini dianggap paling efektif untuk dipakai nelayan saat melaut. Hasil tangkapan menggunakan cantrang lebih banyak daripada alat tangkap lainnya.

Selain itu, nelayan selama ini sudah terbiasa menggunakan cantrang sehingga bila harus beralih menggunakan alat tangkap lain, maka perlu penyesuaian lagi. "Penyesuaian menggunakan alat tangkap lain jelas memerlukan waktu, biaya, modal dan sumber daya manusia yang tidak sedikit," tuturnya.

Dikatakan Riyono, cantrang juga berbeda dengan pukat harimau atau ‘trawl’. Bahkan, ia memaparkan bahwa keduanya berbeda cara kerja. Penggunaan cantrang bukan ditarik, melainkan seperti menyendok, dan tidak sampai ke dasar air sehingga tidak akan merusak lingkungan laut.