Ojol malang, ojol disayang 

Bantuan pemerintah mengalir kepada ojol selama pandemi Covid-19.

Ojol dianggap diistimewakan pemerintah selama masa pandemi. Ilustrasi Alinea.id/Oky Diaz

Bersama rekan-rekannya sesama pengemudi ojek pangkalan, Lalan meriung di bawah pohon rindang tepat di depan gerbang Jalan Warung Pojok, Semanan, Kalideres, Jakarta Barat, Senin (20/4) petang itu. Sambil berleha-berleha, Lalan sabar menanti penumpang yang tak kunjung datang. 

Sejak pembatasan sosial berskala besar (PSBB) berlaku di DKI Jakarta, menurut Lalan, pangkalan ojek tempatnya biasa mangkal itu sepi. Sepanjang hari, motor Lalan dan rekan-rekannya kebanyakan hanya terparkir di pangkalan. 

"Sekarang udah susah cari penumpang. Bawa pulang tiga puluh (ribu) udah syukur alhamdulillah," ujar pria berusia 36 tahun itu saat berbincang dengan Alinea.id. 

Lalan hanya satu dari segelintir pengemudi ojek yang tak bergabung menjadi mitra perusahaan ojek online (ojol). Karena itu, ia dan rekannya tak turut mendapatkan bantuan sosial khusus dari pemerintah meskipun penghasilan mereka merosot drastis. 

"Ojol mah masih enak. Masih dapet orderan barang sama makanan. Lha, kita boro-boro. Kelihatan memang (lebih diperhatikan pemerintah juga). Mungkin karena ojol banyak. Terus punya manajemen juga. Jadi, bisa lebih nuntut," tutur dia.