Pekerja masih ngantor, penyetopan KRL diyakini tidak efektif

KRL Bodebek bakal diujicobakan berhenti beroperasi pada Sabtu (18/4).

Sejumlah penumpang turun dari KRL di Stasiun Bekasi Timur, Jabar, Selasa (14/4/2020). Foto Antara/Fakhri Hermansyah

Uji coba penyetopan operasional kereta rel listrik (KRL) saat pembatasan sosial berskala besar (PSBB) di Bogor, Depok, dan Bekasi (Bodebek), Jawa Barat (Jabar), dikhawatirkan tidak efektif. Pangkalnya, pekerja masih tetap diharuskan ke kantor.

"Yang perlu dikhawatirkan adalah efek domino setelah penyetopan KRL. Penumpang KRL yang masih harus bekerja akan berpindah ke bus atau angkutan lain," ujar Koordinator KRLmania, Nurcahyo, di Jakarta, Kamis (16/4).

Komunitas KRLmania, ungkap dia, mayoritas merupakan pekerja tidak dapat libur, karyawan perusahaan yang belum menerapkan kerja dari rumah, dan sistem sif.

Penerapan PSBB di Jakarta memaksa pengguna menyesuaikan kegiatan sesuai operasional KRL. Pukul 06.00-18.00.

Jika usulan penyetopan operasional KRL diterapkan, menurut Nurcahyo, PSBB di Bodebek tidak dapat efektif. Alasannya, terjadi keramaian dan penumpukan penumpang di lokasi angkutan publik lain.