Pengamat: Politik identitas sempit bisa menimbulkan konflik horizontal

Menurut Emrus, yang berbahaya adalah politik identitas yang sempit.

ilustrasi: Pembazuka.org

Politik identitas yang sempit amat berbahaya bila terus digulirkan ke publik. Pengamat komunikasi politik Emrus Sihombing menegaskan, politik identitas yang sempit bisa memicu konflik horizontal.

Emrus mengatakan, politik identitas sah saja ketika pesan yang disampaikan seperti saling menghargai suku dan budaya atau nilai-nilai seni yang luhur, mengangkat keagungan Tuhan Yang Maha Esa, menghormati apa pun agama yang dianut.

Menurut Emrus, yang berbahaya adalah politik identitas yang sempit. Ketika komunikasi politik di ruang publik dimanfaatkan untuk merendahkan kepercayaan, suku, atau budaya tertentu.

"Politik identitas yang sempit bisa memecah belah. Itu tidak boleh dibiarkan, karena itu mengancam persatuan kita dan berpotensi menimbulkan konflik horizontal. Konflik hoirizontal lebih sulit diatasi dibandingkan konflik vertikal," kata Emrus, Senin (22/11).

Emrus mengatakan, konflik horizontal adalah pertikaian antar sesama kelas sosial tertentu, satu suku dengan suku lain, satu agama dengan agama lain. Sedangkan konflik vertikal melibatkan kelas sosial yang tinggi dan rendah.