Belajar dari bom Pasuruan, peran masyarakat cegah terorisme perlu ditingkatkan

"Peningkatan partisipasi masyarakat dalam upaya deteksi dini terorisme menjadi sebuah keniscayaan."

Petugas kepolisian berjaga di ledakan bom di kawasan Pogar, Bangil, Pasuruan, Jawa Timur, Kamis (5/7)/ Antara Foto

Ledakan bom di sebuah rumah kontrakan di Kelurahan Pogar, Kecamatan Bangil, Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur, dinilai menjadi indikasi pembauran yang dilakukan jaringan dan sel-sel teroris. Karenanya, pemerintah didorong untuk meningkatkan peran serta masyarakat dalam melawan radikalisme dan terorisme.

Ketua SETARA Institue, Hendardi, mengatakan kelompok-kelompok masyarakat hingga unit terkecil di tingkat Rukun Tetangga, bahkan Dasa Wisma harus diberdayakan agar dapat mengidentifikasi kemunculan terorisme baik dalam bentuk ideologi, individu, atau pelaku dan jaringanya. Masyarakat harus memiliki ketahanan sosial untuk melawan kemunculannya. 

"Peningkatan partisipasi masyarakat dalam upaya deteksi dini terorisme menjadi sebuah keniscayaan," kata Hendardi dalam pernyataan tertulis yang diterima Alinea, Jumat (6/7).

Dia juga menyoroti peran serta Lembaga Ketahanan Masyarakat Desa (LKMD) di unit-unit terkecil kemasyarakatan. Menurut Hendardi, LKMD perlu direvitalisasi untuk meningkatkan partisipasi dan kapasitas deteksi dini terorisme. 

Di samping itu, Hendardi juga menyarankan agar pemerintah memperluas kerja-kerja pencegahan terorisme yang mengakomodasi partisipasi masyarakat, melalui ekstensifikasi pelembagaan Forum Komunikasi Pencegahan Terorisme (FKPT) hingga tingkat kabupaten/kota dan kecamatan. FKPT merupakan lembaga yang dibentuk Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) di tingkat provinsi untuk mencegah penyebaran paham radikalisme dan kemungkinan terjadinya tindakan terorisme.