Polri-BIN diminta perkuat kegiatan intelijen

Aparat kepolisian dan masyarakat perlu meningkatkan kewaspadaan.

ZA, Pelaku penyerangan di Mabes Polri, Rabu (31/3)/Istimewa.

Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) RI Bambang Soesatyo (Bamsoet) mendorong Polri, Badan Intelijen Negara (BIN), Badan Intelijen Strategis (BAIS), dan berbagai aparat keamanan lainnya harus memperkuat kegiatan intelijen.

"Sehingga bisa mendeteksi dini kemungkinan terjadinya pergerakan teroris. Begitupun dengan BNPT hingga TNI yang harus memaksimalkan perannya. Keberadaan UU Nomor 5 Tahun 2018 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Terorisme, menjadikan tidak ada alasan lagi bagi aparat hukum untuk mengatakan bahwa mereka tidak memiliki kewenangan cukup dalam penanggulangan terorisme seperti terjadi di tahun-tahun sebelumnya," ujar Bamsoet dalam keterangannya di Jakarta, Rabu (31/3).

Politikus Golkar ini juga mengimbau aparat kepolisian dan masyarakat perlu meningkatkan kewaspadaan, khususnya dalam menjaga objek vital masyarakat. Sebab, belakangan ini sudah terjadi dua peristiwa teroris yang mencengangkan, bom bunuh diri di depan Gereja Katedral Makassar dan penyerangan di Mabes Polri, Jakarta.

"Masyarakat harus tetap tenang dan waspada. Bangsa Indonesia sudah membuktikan selama ini bisa hidup rukun dan damai antar pemeluk agama. Yang kita lawan bukanlah sesama pemeluk agama, melainkan teroris sebagai orang yang tidak memiliki agama, yang tidak pantas hidup di bumi Indonesia," bebernya.

Ia juga mengingatkan masyarakat untuk tidak menghubungkan pakaian khas agama yang digunakan penyerang Mabes Polri dengan agama tertentu. Sehingga, tidak perlu ada stigma bahwa teroris berasal atau membawa salah satu agama.