Soal kasus Novel, Kapolri ingatkan pembunuhan Akseyna di danau Kampus UI

Menurut Kapolri Jenderal Pol Idham Azis, setiap kasus memiliki tingkat kesulitan berbeda.

Kapolri Jenderal Idham Azis dan Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi Agus Rahardjo menyampaikan keterangan kepada wartawan usai melakukan pertemuan di Gedung KPK, Jakarta, Senin (4/11)./ Antara Foto

Kapolri Jenderal Idham Azis menyampaikan perkembangan kasus Novel Baswedan, saat rapat dengar pendapat bersama Komisi III DPR RI. Idham menyatakan pihaknya masih terus berupaya untuk mengungkap teror terhadap penyidik senior Komisi Pemberantasan Korupsi, yang disiram air keras pada 11 April 2017 lalu.

Menurut Idham, belum berhasilnya polisi mengungkap kasus ini disebabkan sejumlah kendala yang ada dalam kasus tersebut. Idham menyebut setiap kasus memiliki tingkat kesulitan berbeda dalam upaya mengungkapnya.

Dalam kasus pembunuhan satu keluarga di Pulo Mas, Jakarta Timur, polsi dapat dengan mudah mengungkapnya. Hal ini lantaran polisi mendapat dukungan petunjuk dan bukti kuat seperti rekaman CCTV, yang mengarahkan petugas pada pelakunya.

Adapun pada kasus Novel, petunjuk dan bukti yang dibutuhkan tidak secara jelas menunjukkan pelakunya. Hal yang sama terjadi dalam kasus pembunuhan mahasiswa Fakultas MIPA Universitas Indonesia, Akseyna Ahad Dori, yang hingga saat ini belum terungkap. Akseyna ditemukan tewas di Danau Kenanga Kampus UI Depok pada 26 Maret 2015 lalu. 

"Penyidikan satu kasus sangat bergantung kepada alat bukti yang didapatkan penyidik. Oleh sebab itu, karakteristik setiap kasus akan berbeda. Ada kasus yang dapat yang diungkap dengan mudah," kata Idham di depan anggota Komisi III DPR, Senayan, Jakarta, Rabu (20/11).