Wiranto kantongi dalang kericuhan aksi massa 22 Mei

Enam nyawa melayang, ratusan korban terluka, 25 mobil terbakar, dan berbagai fasilitas umum rusak akibat aksi 22 Mei 2019.

Aksi unjuk rasa di Gedung Bawaslu berakhir ricuh. / Antara Foto

Sebanyak enam nyawa melayang, ratusan korban terluka, 25 mobil terbakar, dan berbagai fasilitas umum rusak, akibat kericuhan di beberapa titik di Jakarta Pusat sepanjang Rabu 22 Mei 2019, sejak dini hari.

Kericuhan yang dilakukan oleh massa bayaran massa pengangguran dan bertato, dari luar Jakarta yakni dari Banten, Jawa Barat, dan Jawa Tengah, untuk berbuat brutal dan anarkistis dan sengaja dirancang untuk mengganggu ketertiban umum dan mengganggu keamanan di Ibu Kota Negara .

Belum lagi kerugian lain yang disebabkan oleh mereka, seperti sebagian layanan umum dan jual beli di Pasar Tanah Abang yang tutup, layanan berbagai moda transportasi umum yang terbatas, ruang gerak publik yang terganggu di sekitar Jalan MH Thamrin akibat penutupan jalan.

Pertanyaan besarnya adalah siapa dalang dari kericuhan oleh massa yang menungganggi aksi massa damai yang menyasar ke KPU dan Bawaslu, menyusul penetapan hasil Pemilu Presiden oleh KPU dan putusan Bawaslu yang menolak karena tidak ada bukti-bukti kuat atas laporan BPN (Badan Pemenangan Nasional) Prabowo-Sandi atas dugaan terjadinya kecurangan pemilu terstruktur, sistematis dan masif mengenai pelibatan aparatur sipil negara oleh pasangan Jokowi-Ma'ruf.

Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan Jenderal (Purn) Wiranto menyebutkan pemerintah sudah mengetahui dalang dari aksi kerusuhan yang terjadi pada Selasa (21/5) malam hingga Rabu (22/5) dini hari di sejumlah titik di Jakarta.