Boyolali uji coba e-voting untuk pilkades

E-voting diyakini akan mengurangi sengketa pemilu atau spekulasi yang muncul dari pengalaman selama ini. 

Warga melakukan pemilihan kepala desa berbasis elektronik pada simulasi di Kantor Desa Bendosari, Sawit, Boyolali, Jawa Tengah, Jumat (21/6)./AntaraFoto

Penggunaan sistem pemungutan suara secara elektronik (e-voting) kembali diwacanakan. Sejumlah negara sudah mengadopsi sistem ini. Sejumlah daerah akan uji coba pemungutan suara mempergunakan sistem e-voting.

Menurut Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI Arief Budiman, masyarakat belum siap melaksanakan e-voting karena belum terbiasa dengan budaya teknologi baru.

“Gak bisa kalau sekarang, belum siap. Kalau nanti mungkin iya. Situng (Sistem Perhitungan Suara) saja diperdebatkan. Padahal sudah dinyatakan Situng bukan bagian dari tahapan resmi penetapan,” kata Ketua KPU Arief Budiman di Gedung KPU, Jakarta, Jumat (28/6).

Arief menilai, e-voting yang menggunakan teknologi membutuhkan kultur baru masyarakat. Sementara masyarakat Indonesia sudah terbiasa dan terlalu nyaman dengan budaya ‘mencoblos’ di Tempat Pemungutan Suara (TPS) yang tempatnya tidak jauh dari rumah.

“Sekarang orang nyaman datang ke TPS dengan jalan kaki karena radiusnya kecil untuk 300 pemilih,” tuturnya.