Golput tantangan bagi peserta pemilu 

Peserta pemilu diminta tampil lebih mengkilap supaya pemilih terdorong untuk nyoblos.

Petugas gabungan mencopot baliho saat penertiban Alat Peraga Kampanye (APK) Pemilu 2019 di kawasan KOta Temanggung, Jawa Tengah, Rabu (16/1). Foto Antara

Komisioner Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI Hasyim Asyari merebaknya ajakan untuk menjadi golongan putih (golput) merupakan tantangan bagi peserta pemilu. Para kandidat, baik di pentas pileg maupun pilpres, diharapkan lebih bersemangat mengajak pemilih ke bilik suara pada saat pencoblosan. 

"Kan seruan itu karena apa? Kalau baca statement-nya ya karena belum yakin terhadap penampilan peserta pemilu selama ini untuk meyakinkan pemilih," ujar Hasyim kepada Alinea.id di Jakarta, kemarin. 

Fenomena golput kembali mengemuka setelah sejumlah mahasiswa mendeklarasikan pembentukan kelompok Saya Milenial Golput (SMG), pertengahan Januari lalu. SMG didirikan sebagai bentuk kekecewaan terhadap kampanye politik tak sehat yang kerap dipertontokan. 

"Seruan itu tantangnya kepada peserta pemilu, supaya tampil lebih meyakinkan kepada pemilih agar nanti pemilih hadir memilih untuk peserta pemilu itu," ujar Hasyim. 

Dalam survei yang dirilis awal Januari lalu, Indikator Politik Indonesia (IPI) mencatat jumlah golput mencapai 1,1% atau naik tipis dari survei serupa yang digelar pada Oktober 2018. Ketika itu, angka golput hanya 0,9%.