Lewat pemilu, KPU: Demokrasi Indonesia terbuka dan transparan

Sistem penghitungan suara jadi yang paling banyak dilihat oleh negara lain.

Arief Budiman memberikan keterangan pers di Ritz Carlton Jakarta. Alinea.id/Eka Setyaningsih

Beberapa delegasi independen dari dalam dan luar negeri turut memantau proses pemungutan suara di Indonesia yang berlangsung pada Rabu, 17 April 2019. Partisipasi para pemantau ini merupakan bagian dari Election Visit Program yang diinisiasi Komisi Pemilihan Umum (KPU).

Ketua KPU, Arief Budiman, menjelaskan bahwa program ini merupakan upaya penyelenggara pemilu untuk menunjukkan kondisi demokrasi Indonesia yang terbuka dan transparan.

"Jadi, EVP kami dibagi dalam enam kelompok yang mengunjungi beberapa tempat pemungutan suara (TPS). Nanti diharapkan bisa jadi contoh yang baik dari pemilu Indonesia, sehingga bisa dipraktikkan di negara lain," kata Arief di Ritz Carlton, Jakarta, Rabu (17/4). 

Menurut data KPU per tanggal 4 April 2019, sebanyak 197orang terkonfirmasi hadir dalam EVP 2019. Beberapa perwakilan dari kedutaan besar yang hadir di antaranya Pakistan, Malaysia, Singapore, Jerman, Amerika Serikat, Sri Lanka, Kanada, Zimbabwe, Rusia, Italia, dan lainnya.

Adapun election management body atau badan pengelola pemilu yang hadir antara lain Election Commisdion of Malaysia (SPR), National Commission of Timor-Leste (CNE), Election Commission of Sri Lanka, dan sebagainya.