Ma'ruf: Saya bukan alat!

Jokowi tak mungkin menggunakan seorang kyai sebagai alat politik.

Ketua Dewan Pembina Masyarakat Ekonomi Syariah Ma'ruf Amin menyampaikan pidato kunci dalam seminar Teknologi dan Inovasi untuk Masa Depan Keuangan Islam di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (13/2). Foto Antara

Calon wakil presiden nomor urut 01 Ma'ruf Amin gerah kerap disebut sebagai senjata elektoral bagi petahana untuk menepis label anti-Islam. Mantan Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia itu menegaskan dirinya bukan sekadar alat dalam kontestasi politik lima tahunan. 

"Katanya Ma'ruf Amin hanya menjadi alat saja. Memangnya saya ini pacul apa? Yang jadi alat kan pacul. Saya ini (mantan) Rais Aam, Ketua Umum MUI. Masak jadi pacul?" kata Ma'ruf saat menghadiri peringatan HUT ke-93 Nahdlatul Ulama di Lapangan Prawitasari, Cianjur, Jawa Barat, Kamis (14/2). 

Di hadapan ribuan warga NU, ulama berusia 72 tahun itu mengatakan, Jokowi tidak mungkin menjadikan seorang kiai sebagai alat demi memenangkan pilpres saja. Menurut dia, yang mengembuskan isu Ma'ruf sekadar alat politik ialah pihak-pihak yang ingin memperkeruh suasana.  

"Itu tukang bikin was-was, masak dijadikan alat. Masak Pak Jokowi serendah itu? Kiai dijadikan alat, namanya menghina Pak Jokowi itu, ente jangan sembarangan ngomong. Tapi, kalau dijadikan alat untuk membangun kemashlahatan dan membuat Indonesia maju, tentu saya siap," cetus Ma'ruf. 

Pada kesempatan yang sama, Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar mengatakan kehadiran Ma'ruf sebagai pendamping Jokowi membuat warga NU solid di barisan pendukung paslon nomor urut 01.