Megawati, hoaks dan nasi goreng kegemaran Prabowo

Kepada kaum milenial, Megawati menuturkan cuplikan kisah hidupnya dan pandangannya mengenai kondisi demokrasi saat ini.

Ketua Umum DPP Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri berbicara dalam acara Bu Mega Bercerita di Kantor DPP PDI Perjuangan, Jakarta, Senin (7/1). Foto Antara

Ketua Umum PDI-Perjuangan Megawati Soekarnoputri terlihat santai di kursi hitam yang ditempatkan di tengah auditorium Kantor DPP Partai PDI-P, Imam Bonjol, Jakarta Pusat, Senin (7/1) sore itu. Sesekali, putri sulung sang proklamator itu tampak menggoyangkan kaki di kursi kantoran berbahan kulit itu. 

Kursi Megawati memang terlihat spesial. Empuk dan ergonomis. Tak seperti  ratusan kursi 'kondangan' lainnya di ruangan itu yang sekadar dilapisi kain putih. Megawati pun betah duduk berlama-lama. Di belakang Mega, tampak sebuah layar besar bertuliskan 'Bu Mega Bercerita'.  

Di ruangan itu, Megawati tak sedang berpidato. Dikelilingi ratusan pemudi-pemudi dari kalangan milenial, Megawati menuturkan pelbagai kisah, mulai dari mimpi masa muda menjadi pilot dan perawat yang kandas di tengah jalan, petualangannya di rimba politik hingga persahabatannya dengan elite-elite pemimpin bangsa. 

Persoalan bangsa hari-hari ini juga menjadi sorotan Presiden RI ke-5 itu. Salah satunya ialah terkait maraknya hoaks di Pemilu 2019, semisal beredarnya kabar bohong yang menyebut ada jutaan surat suara tercoblos di Tanjung Priuk, Jakarta Utara, belum lama ini. 

Layaknya seorang nenek yang menasihati cucunya, Megawati mengajak anak muda untuk memerangi bentuk kampanye negatif semacam itu. "Kembali saya titik beratkan (agar) anak muda jangan dong menebar hoaks atau kebencian. Kalian bebas memilih siapapun di pemilu dan ini sudah berlangsung sejak tahun 1955," ujarnya.