Politikus masih minim bicarakan perubahan iklim

Unggahan terkait perubahan iklim dari kalangan ketua parpol di media sosial hanya 8%.

Acara diskusi publik & peluncuran buku “Navigasi Isu Perubahan Iklim di Pemilu 2024”. Ika Idris, Chair Monash Climate Change Communication Research Hub (MCCCRH) Indonesia Node - Surya Tjandra, Juru Bicara Pasangan AMIN - Evy Rachmawati, Editor Harian Kompas - Rahayu Saraswati Djojohadikusumo, Wakil Ketua Umum (Waketum) Partai Gerindra (dari kiri ke kanan)

Pusat penelitian Monash Climate Change Communication Research Hub/(MCCCRH) melihat, perubahan iklim merupakan masalah global, krusial dan harus segera ditangani. Tetapi sayangnya, riset MCCCRH Indonesia Node bertajuk "Modelling the Indonesian Politicians’ Interests in Climate Change" menunjukkan, akun media sosial (medsos) ketua partai politik minim berbicara soal perubahan iklim. 

Chair MCCCRH Indonesia Node, Ika Idris mengatakan, secara rinci, unggahan terkait perubahan iklim dari kalangan ketua parpol di media sosial hanya 8% dibicarakan. Jauh lebih rendah dibandingkan unggahan dari kelompok menteri yang mencapai 80%. 

"Isu perubahan iklim yang dibicarakan politikus pun masih di taraf kebijakan dan tidak menyentuh dampak yang dirasakan langsung masyarakat," katanya dalam  acara diskusi publik sekaligus peluncuran buku bertajuk “Navigasi Isu Perubahan Iklim di Pemilu 2024: Panduan Komunikasi untuk Para Politisi”, Kamis (19/10).

Menanggapi hal itu, juru bicara Pasangan AMIN Surya Tjandra mengatakan, mayoritas masyarakat tidak tahu tentang isu perubahan iklim. 

"Tetapi tugas kita sebagai politisi untuk memulai dan mengedukasi masyarakat bahwa ini penting. Kuncinya adalah kolaborasi dan penting mengkombinasikannya dengan aksi nyata," ujar dia dalam kesempatan serupa.