Tak ada kebaruan faktor mahasiswa masa bodoh dengan Pemilu

Partai politik kerap mengimbau kepada mahasiswa untuk tidak golput pada Pemilu 2019.

Siswa SMA menggunakan hak pilih melalui bilik suara elektronik saat pemilihan OSIS dalam KPU Goes To School di SMAN 7, Tegal Gundil, Kota Bogor, Jawa Barat, Jum'at (2/11/2018). Antara Foto

Jelang pemilihan umum (Pemilu) 2019, banyak mahasiswa dinilai merasa masa bodoh. Salah satu faktor penyebab sikap mahasiswa demikian lantaran tak ada kebaruan yang ditawarkan oleh para partai politik baik secara organisasi maupun individu. 

Antropolog Budaya dari Universitas Katolik Widya Mandira Kupang, Pater Gregor Neonbasu, mengatakan tak heran bila partai politik kerap mengimbau kepada mahasiswa untuk tidak golput pada Pemilu 2019. Sebab berdasarkan pengamatan, kaum muda tidak sungguh-sungguh dalam memperingati pesta demokrasi yang diadakan 5 tahun sekali itu. 

“Saya pikir wajar-wajar saja sikap mahasiswa tersebut. Sebetulnya sangat wajar oleh karena konstelasi perpolitikan kita akhir-akhir ini justru yang itu-itu saja,” kata anggota Institut Antropos Jerman itu pada Rabu (5/12).

Pater mencontohkan, sejauh ini isi kampanye partai politik dan cara meyakinkan warga masyarakat tidak ada yang prospektif. Mereka hanya membeberkan visi dan misi seadanya, tidak ada hal baru dan tanpa argumentasi untuk menghasilkan sesuatu secara lebih kreatif. Lebih parah lagi malah saling menyerang. 

"Kata-kata politik juga tidak ada yang baru, paling-paling saling memojokkan, cenderung ke black campaign, tidak ada visi spektakuler untuk membuat pembaruan, hanya mengulang-ulang yang lama-lama saja," kata Pater.