Yang muda, yang rentan terpapar politik uang

Kaum milenial dan gen Z cenderung permisif terhadap politik uang. Edukasi politik terus-menerus dibutuhkan.

Ilustrasi politik uang. /Foto Antara

Tiga bulan jelang pencoblosan Pilpres 2024, Rori, bukan nama sebenarnya, belum juga punya kandidat capres-cawapres yang bakal ia pilih. Pemuda berusia 23 tahun itu mengaku masih wait and see. Selain tawaran program, Rori juga berharap bakal ada insentif untuk memilih salah satu pasangan kandidat. 

"Yang konkret ajalah. Kalau dapet duit kalau milih, kan lumayan. Duitnya juga kan katanya duit rakyat. Mumpung masih nganggur," kata warga Jalan Jomas, Kembangan, Jakarta Barat itu, saat berbincang dengan Alinea.id, belum lama ini. 

Rori baru lulus kuliah dari sebuah perguruan tinggi swasta di Jakarta. Ia belajar teknik komputer. Sudah lebih dari enam bulan, ia tak kunjung mendapat pekerjaan. 

Nama Rori sudah terdaftar sebagai calon pemilih di Pemilu 2024. Pada 2019, Rori juga nyoblos sebagai pemilih pemula. Ia mengaku ketika itu tak sempat merasakan "serangan fajar." 

"Tetangga sih katanya ada yang dapet. Tapi, gue enggak tau siapa yang bagi-bagi. Ya, kalau ada, ngapain ditolak? Soal milihnya sesuai atau enggak, nanti kan terserah kita di kotak suara. Yang pasti, gue nunggu debat dulu deh," ujar Rori.