Bulog membeli gabah langsung dari petani dengan harga yang telah ditetapkan oleh pemerintah, yakni Rp6.500 per kilogram.
Pemerintah melalui Perum Bulog terus menggenjot upaya penyerapan gabah petani dalam negeri sebagai bagian dari strategi nasional menuju swasembada pangan. Target ambisius sebesar 3 juta ton penyerapan sepanjang tahun 2025 kini kian mendekati target, dengan program inovatif yang menyentuh kebutuhan petani di lapangan.
Salah satu strategi adalah program Jemput Gabah, sebuah inisiatif sinergis yang melibatkan TNI AD, khususnya para Bintara Pembina Desa (Babinsa), dalam membantu memonitor dan memetakan titik-titik panen di berbagai daerah. Pendekatan ini bertujuan agar Bulog dapat membeli gabah langsung dari petani dengan harga yang telah ditetapkan oleh pemerintah, yakni Rp6.500 per kilogram.
Langkah ini mendapat sambutan hangat dari kalangan petani. Ketua Komunitas Petani Muda Keren (PMK), AA Gede Agung Wedhatama menyatakan kehadiran program tersebut telah membawa angin segar bagi petani yang selama ini sering dirugikan oleh sistem perdagangan yang tidak berpihak.
“Kami sebagai petani tentunya merasa senang dengan kepastian pembelian HPP (Harga Pembelian Pemerintah) Rp6.500 per kilogram dari Perum Bulog dalam kondisi gabah kering maupun basah,” ucap AA Gede Agung Wedhatama dalam keterangan, dikutip Jumat (11/4).
Dengan kehadiran Babinsa dan penyuluh pertanian lapangan (PPL) dalam koordinasi jemput gabah, informasi titik panen dapat dihimpun secara cepat dan akurat. Hal ini memungkinkan Bulog merespons dengan efektif, memotong rantai distribusi yang selama ini menjadi ruang bermain tengkulak.