Keterbatasan anggaran masih menjadi tantangan utama bagi Kementerian Ekonomi Kreatif.
Anggota Komisi VII Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Hendry Munief, mendorong penguatan anggaran bagi pelaku ekonomi kreatif agar sektor ini dapat menjadi pendorong pertumbuhan ekonomi baru di Indonesia. Ia menilai keterbatasan anggaran masih menjadi tantangan utama bagi Kementerian Ekonomi Kreatif untuk menjalankan program-program yang berdampak langsung ke masyarakat.
“Dari empat kementerian mitra Komisi VII, Kementerian Ekonomi Kreatif justru mendapat alokasi anggaran paling kecil. Padahal program dan semangatnya luar biasa besar. Karena itu, kami siap mendorong peningkatan anggaran, tentunya dengan dasar argumentasi yang kuat,” ujar Hendry saat ditemui di Gedung DPR RI, Jakarta, baru-baru ini.
Ia juga menyoroti masih adanya anggaran yang diblokir, dan berharap agar anggaran tersebut segera dibuka. Hendry menekankan pentingnya kerja lintas sektor dalam pengembangan ekonomi kreatif, termasuk kolaborasi strategis dengan sektor pariwisata.
“Dulu Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif itu satu, sekarang terpisah, padahal saling berkaitan erat. Kalau pariwisata adalah lokomotif, maka ekonomi kreatif adalah gerbongnya. Keduanya harus berjalan seiring,” jelas politisi dari Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) tersebut.
Hendry juga menekankan pentingnya membina pelaku ekonomi kreatif yang sudah ada dan menjadikannya role model. Menurutnya, tidak perlu jumlah besar di awal. Jika satu pelaku kreatif saja berhasil menunjukkan dampak nyata, hal itu bisa menjadi pijakan kuat untuk memperjuangkan anggaran lebih besar di masa depan.