Setelah lebih dari satu abad disimpan di Belanda, fosil “Manusia Jawa” temuan Eugene Dubois akhirnya kembali ke Indonesia. Simbol penting dalam sejarah evolusi manusia.
Lebih dari satu abad setelah ditemukan, fosil “Manusia Jawa”—paeninggalan penting dalam sejarah evolusi manusia—akhirnya akan pulang Indonesia. Setelah 130 tahun disimpan di Naturalis Biodiversity Center, Leiden, Belanda, artefak itu dijadwalkan kembali ke Indonesia bersama 28 ribu fosil lain hasil penggalian Eugène Dubois di Trinil, Jawa Timur.
Naturalis mengumumkan keputusan itu pada 26 September lalu, usai penandatanganan perjanjian antara menteri kebudayaan kedua negara. “Ini momen penting bagi Indonesia, karena mengoreksi ketidakadilan masa lalu,” ujar Bart Braun, juru bicara Naturalis, seperti dikutip dari National Geographic, Kamis (23/10).
Fosil yang dikenal sebagai “Manusia Jawa” pertama kali ditemukan pada 1891. Eugene Dubois, seorang dokter dan naturalis Belanda, menggali sisa-sisa tengkorak, gigi geraham, dan tulang paha purba menggunakan tenaga kerja paksa di Trinil.
Penemuan itu menjadi bukti awal bahwa manusia purba pernah hidup di Asia Tenggara, sekaligus memperkuat teori evolusi Charles Darwin yang saat itu tengah menuai kontroversi.
Namun kisahnya berawal jauh sebelum Dubois datang ke Jawa. Pada 1866, pelukis dan bangsawan Jawa, Raden Saleh, mendengar kabar tentang “medan perang para raksasa” di Jawa Timur. Warga setempat menemukan tulang-tulang besar yang diyakini milik raja raksasa Arimba dalam kisah Mahabharata. Setelah meneliti langsung, Saleh menyimpulkan bahwa tulang-tulang itu berasal dari hewan purba.