Whitmore mengunjungi Singapura pada Mei lalu. Selain menemui pejabat Asosiasi Sepak Bola Singapura (FAS), ia juga menjajal kuliner lokal seperti nasi ayam dan sate.
Singapura pernah menjadi pioner di Asean dalam mendatangkan pemain naturalisasi, di era 2000 awal. Namun, regenerasinya mandek. Tidak ada lagi penerus Daniel Bennett dan Mirko Grabovac dkk setelah mereka pensiun.
Dua puluh tahunan berselang, kini program naturalisasi dalam sepak bola, sebagai jalan pintas untuk meraih prestasi, nampaknya mulai kembali bergeliat di sana.
Tahun ini, Singapura mungkin segera menyambut pemain keturunan baru ke skuad nasional. Kai Whitmore, gelandang box-to-box asal klub League Two Inggris, Newport County, menyatakan ketertarikannya membela Singapura. Pemain berusia 24 tahun ini memiliki darah Singapura dari kakek pihak ibunya, Gary Evans, yang lahir di Rumah Sakit Changi pada 1961.
Whitmore mengunjungi Singapura pada Mei lalu. Selain menemui pejabat Asosiasi Sepak Bola Singapura (FAS), ia juga menjajal kuliner lokal seperti nasi ayam dan sate, serta menyaksikan langsung pertandingan Liga Premier Singapura. “Selama bertahun-tahun, kakek saya selalu bercerita tentang kehidupannya di sini. Libur musim panas ini terasa tepat untuk berkunjung dan mencari tahu lebih jauh,” kata Whitmore kepada The Straits Times.
Kisah Whitmore kental dengan nuansa emosional. Sang kakek, Evans, dibesarkan di Opera Estate, Siglap, sebelum pindah ke Inggris saat masih anak-anak. Namun rencana untuk kembali ke Singapura pupus ketika kedua orang tuanya meninggal dalam kecelakaan lalu lintas. “Singapura punya tempat istimewa di hati kakek saya. Di sinilah ia memiliki kenangan paling kuat tentang orang tuanya,” ujar Whitmore.