Para pengusaha penggilingan padi menghentikan operasi karena terus merugi dan khawatir jadi target operasi petugas lapangan.
Isu beras oplosan dan tingginya harga gabah bikin pengusaha penggilingan padi merana. Ketua Umum Persatuan Pengusaha Penggilingan Padi dan Beras (Perpadi) Sutarto Alimoeso menyebut setidaknya ada 40% pabrik penggilingan padi yang tutup karena khawatir jadi target operasi aparat penegak hukum dan terus-menerus merugi.
Angka itu diprediksi Sutarto merujuk pada temuan Ombudsman RI di Tempuran, Karawang, Jawa Barat. Di wilayah itu, 10 dari 23 penggilingan sudah berhenti beroperasi. Laporan serupa juga didapat Sutarto dari Yogyakarta dan Jawa Timur
"Empat puluh persen kan kira-kira. Apakah itu bisa menggambarkan seluruh Indonesia? Ya, saya enggak bisa mengatakan kalau tidak ada survei. Tetapi, kalau penampakan di Karawang bisa saja terjadi di banyak tempat," kata Sutarto kepada wartawan di Karawang, Senin (11/8).
Temuan serupa juga dilaporkan Persatuan Pengusaha Padi dan Beras Indonesia (Perpadi) di Jawa Tengah. Ketua Perpadi Jateng, Tulus Budiono mengatakan setidaknya 20% dari total 29 ribu pengusaha penggilingan anggota Perpadi menghentikan operasionalnya.
"Sekitar 20% hingga 30% dari total 29 ribu anggota Perpadi Jatenglah yang tutup. Jumlah pastinya, penggilingan kecil yang sementara tidak beroperasional. Ya, lumayan banyak itu," kata Tulus dikutip dari Media Indonesia, Selasa (12/8) lalu.