Iran menjanjikan serangan balasan yang setimpal setelah rudal Israel menewaskan Panglima Garda Revolusioner Iran.
Militer Israel menyerang sejumlah instalasi militer dan fasilitas nuklir milik Iran, Jumat (13/6). Tak hanya menghancurkan sejumlah bangunan, serangan rudal Israel juga membunuh Panglima Garda Revolusi Iran (IRGC) Hossein Salami, Kepala Staf IGRC Mayjen Mohammed Bagheri, dan sejumlah ilmuwan nuklir Iran.
Genap berusia 55 tahun, Salami terbunuh dalam serangan yang menargetkan markas besar IRGC di Teheran. Didapuk jadi pemimpin IGRC sejak 2016, Salami merupakan sosok penting dalam pengembangan rudal balistik Iran.
Israel berdalih serangan itu dilancarkan untuk menyetop program nuklir Iran yang mulai mengarah pada pengayaan uranium untuk persenjataan. Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengklaim instalasi nuklir Natanz di selatan Teheran jadi salah satu target militer Israel.
"Jika tidak dihentikan, Iran bisa memproduksi senjata nuklir dalam waktu yang sangat singkat. Ini merupakan ancaman yang nyata terhadap eksistensi Israel," kata Netanyahu seperti dikutip dari Associated Press (AP).
Kompleks instalasi nuklir Natanz punya dua fasilitas pengayaan uranium--satu di bawah tanah dan satu lainnya di atas tanah. Menurut sumber AP, fasilitas pengayaan uranium di bawah tanah di Natanz terdiri dari tiga lantai.