Dalam sebulan, aksi pelemparan batu terhadap kereta api terjadi.
Dalam waktu yang berdekatan, dua kereta dilempar batu. Peristiwa pertama terjadi pada Minggu (6/7), pelemparan batu menyasar kaca kereta Sancaka relasi Yogyakarta-Surabaya, saat melintas di antara Stasiun Klaten dan Stasiun Srowot.
Akibatnya, dua penumpang terkena serpihan kaca. Peristiwa pelemparan batu kedua terjadi pada kereta rel listrik (KRL) Commuter Line saat melintas Stasiun Cilebut-Stasiun Bogor pada Jumat (11/7). Merujuk data KAI Daop 1 Jakarta, selama semester I 2025, periode Januari-Juni, terjadi 20 kali pelemparan terhadap kereta api di wilayah Daop 1 Jakarta.
Menurut pengamat transportasi sekaligus Wakil Ketua Umum Pemberdayaan dan Penguatan Wilayah Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Pusat Djoko Setijowarno, sebagian besar kasus itu pelakunya anak-anak. Penyebabnya, lemahnya pengawasan orang tua.
“Kalau sudah dewasa, itu masuk kategori tindakan kriminal dan hukumannya tentu berbeda,” ujar Djoko kepada Alinea.id, Jumat (18/7).
Kejadian pelemparan batu KRL Commuter Line beberapa waktu lalu, dilakukan anak-anak berusia 8-9 tahun. Sedangkan insiden yang menimpa kereta Sancaka diduga dilakukan orang dewasa. Djoko menduga, pelemparan batu itu dilakukan karena pelaku kecewa dengan layanan kereta api.