Ada hikmah dari rekonsiliasi politik

Rekonsiliasi merupakan suatu cara untuk memperbaiki hubungan dan seringkali eskalasi konflik muncul saat pelaksanaan pemilu.

Presiden Joko Widodo (kedua kanan) didampingi Ibu Negara Iriana Joko Widodo (kanan) menyalami Menteri Pertahanan Prabowo Subianto seusai pelantikan menteri Kabinet Indonesia Maju di Istana Negara, Jakarta, Rabu (23/10).AntaraFoto

Wakil Ketua MPR Ahmad Basarah membagi rekonsiliasi politik yang terjadi tanah air menjadi tiga perspektif, yaitu politik, sosial dan ideologi. 

Hal itu diterangkan Basarah saat menjadi salah satu pembicara dalam diskusi bertajuk 'Rekonsiliasi Nasional: Apa, Untuk Apa, dan Bagaimana?' yang diselenggarakan Center for Dialogue and Coperation Among Civilisations (CDCC) di kawasan Kalibata, Jakarta Selatan, Rabu (30/10).

"Rekonsiliasi merupakan suatu cara untuk memperbaiki hubungan dan seringkali eskalasi konflik muncul saat pelaksanaan pemilu," kata Basarah.

Rekonsiliasi bisa dilihat dari konteks sosial. Pada tataran ini rekonsiliasi terjadi karena ada konflik sosial di masyarakat. Konflik tersebut lahir lantaran mereka memilih pasangan calon (paslon) yang berbeda dan menimbulkan pertentangan.

Pertentangan tersebut bisa berdampak pada hubungan antara keluarga, perceraian suami istri dan sebagaimanya. Mereka hanya mendukung tanpa memiliki motif ekonomi, politik, dan ideologi.