Bamsoet cs dinilai bakal kontrol Airlangga

Bamsoet dinilai mundur dari bursa caketum Golkar demi mencegah perpecahan.

Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto memberikan pidato politiknya pada pembukaan Musyawarah Nasional (Munas) Partai Golkar di Jakarta, Selasa (3/12). /Antara Foto

Peneliti Saiful Mujani Research & Consulting (SMRC) Saidiman Ahmad menilai wajar Bambang Soesatyo (Bamsoet) mundur dari pencalonan sebagai ketua umum Partai Golkar. Menurut dia, jika diteruskan, persaingan antara Bamsoet dan calon petahana Airlangga Hartarto bisa berujung pada perpecahan. 

"Saya kira mereka (Bamsoet dan Airlangga Hartanto) belajar dari kasus sebelum-sebelumnya. Dalam munas sebelumnya muncul dua friksi itu yang secara lembaga merugikan buat Partai Golkar," ucap Saidiman di Jakarta, Rabu (4/12).

Golkar sempat terpecah pada 2016. Ketika itu, sejumlah kader di bawah pimpinan Agung Laksono menolak kepemimpinan Aburizal Bakrie di Golkar. Munas tandingan digelar. Dualisme kepengurusan tercipta. 

Sekalipun hampir dapat dipastikan kembali menjadi ujung tombak Golkar, menurut Saidiman, Airlangga tak bisa otoriter di partai berlambang pohon beringin itu. Kekuasaan Airlangga bakal dikontrol oleh kubu Bamsoet dan faksi-faksi di Golkar lainnya. 

"Kemungkinan besar dia terpilih kembali, tapi dia bukan penguasa partai secara utuh seperti di partai-partai lain. Dia bukan elite tunggal. Dia satu dari sekian banyak elite. Itu yang menarik. Jadi, ada elite-elite lain yang mengontrol dia," ujar Saidiman.