Belang parpol dalam PAW Harun Masiku dan Mulan Jameela

PAW Harun Masiku dan Mulan Jameela mengindikasikan parpol-parpol punya "anak-anak kesayangan".

PAW dijadikan celah oleh parpol untuk mengantarkan kader-kader kesayangan ke Gedung DPR. Ilustrasi Alinea.id/Dwi Setiawan

Menggantikan Pramono Anung yang ditunjuk Presiden Joko Widodo (Jokowi) menjadi Sekretaris Kabinet (Seskab), politikus Partai Demokrasi Indonesia-Perjuangan (PDI-P) Eva Kusuma Sundari melenggang ke Senayan. 

Meskipun hanya mengantongi 42.704 suara di Pileg 2014, DPP PDI-P menganggap Eva lebih layak menggantikan Pramono ketimbang Erjik Bintoro. Padahal, Erjik meraup suara terbanyak kedua setelah Pramono di dapil yang sama. 

"Kalau masalah tersebut (PAW) DPP yang berkompeten. Saya berharap Erjik lebih bisa menerima secara legawa dengan keputusan tersebut," ujar Pramono ketika itu. 

Itu terjadi empat tahun lalu. Saat itu, tak ada polemik panjang meliputi PAW Eva. Erjik juga tak menggugat keputusan DPP PDI-P. Namun, dua tahun berselang, Erjik hengkang dari partai berlambang banteng bermoncong putih itu. 

Kini, mekanisme PAW serupa juga diberlakukan dalam penunjukan Harun Masiku. Harun ditunjuk DPP PDI-P untuk menggantikan Nazarudin Kiemas yang meninggal dunia dua pekan jelang pencoblosan Pileg 2019. Padahal, suara Harun di dapil Sumatera Selatan I masih kalah dibanding Riezky Aprilia.