Di balik geliat unjuk rasa digital mahasiswa

Selama pandemi Covid-19, kelompok mahasiswa rutin menggelar aksi unjuk rasa digital mengkritik pemerintahan Jokowi.

Ilustrasi gerakan protes mahasiswa di media sosial. Alinea.id/Firgie Saputra

Larangan aksi unjuk rasa selama pandemi tak membuat Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) patah arang. Demi menjaga sikap kritis terhadap beragam kebijakan pemerintah, sejak beberapa pekan lalu, HMI mendirikan mimbar virtual. Di mimbar bertema "HMI versus Jokowi" itu, kader-kader dari berbagai daerah bergantian menyampaikan orasi, sajak, dan puisi. 

"Orasi sejauh ini sudah disampaikan oleh ketua HMI dari Medan, Sigli, Masohi, Sukabumi dan saya dari Jakarta Selatan," kata Ketua HMI cabang Jakarta Selatan Safarian Shah Zulkarnaen atau yang akrab disapa Safa saat dihubungi Alinea.id, Sabtu (21/8). 

Ia membenarkan mimbar virtual itu digelar untuk menjaga agar gerakan mahasiswa agar tidak padam di tengah pandemi. Menurut dia, HMI juga mendorong kader-kadernya di berbagai daerah untuk beralih ke ranah digital saat menyampaikan kritik terhadap pemerintah.

"Platformnya saja kami sesuaikan dengan situasi saat ini. HMI Jaksel memang mendorong temen-temen untuk tetap melakukan kritisisme terhadap pemerintahan. Salah satunya melalui tulisan. Ada pula yang mengkritisi lewat puisi yang diunggah ke media sosial," kata pemuda berusia 26 tahun itu. 

Unjuk ekspresi kritis di media sosial, menurut Safa, merupakan siasat organisasi untuk mengakali larangan aksi demonstrasi selama pandemi. Gerakan mahasiswa di medsos itu, kata dia, juga tak mudah dirasuki kepentingan politik transaksional. "Belakangan, demo di Jakarta itu banyak sekali yang abal-abal alias dibayar," ungkap Safa.