Habibie dan Kemerdekaan Timor Leste

Oleh rakyat Timor Leste, Presiden Ketiga Republik Indonesia, Bacharuddin Jusuf Habibie dianggap sebagai pahlawan.

Presiden B.J.Habibie mengacungkan telunjuknya sambil berguyon pada pidatonya tentang RAPBN, di hadapan para anggota MPR/DPR, di Jakarta. Antara Foto

Kamis, 12 September 2019 siang, cuaca di Taman Makam Pahlawan Kalibata, Jakarta Selatan amat terik. Tapi tak menyurutkan ribuan orang untuk berdatangan memadati kompleks pemakaman itu. Untuk terakhir kalinya, mereka menyaksikan mendiang Presiden Ketiga Republik Indonesia, Bacharuddin Jusuf Habibie sebelum dikebumikan. Habibie wafat pada usia 83 tahun.

Dari ribuan orang yang berdesakan itu, salah satunya berdiri Nelson Da Cruz. Pria berusia 38 tahun asal Timor Leste itu menyempatkan diri hadir ke prosesi pemakaman Habibie untuk memberikan penghormatan terakhir.

Mengenakan kaus kerah, Nelson datang menunjukkan identitas asalnya: sebuah ulos bertuliskan ‘Timor Leste’. Ia bercerita nama Habibie harum di Timor Leste. Sampai-sampai belum lama ini pemerintah Timor Leste memilih BJ Habibie sebagai nama jembatan di Desa Bidau Sant’ana, Dili. Menurut dia, Habibie merupakan sosok yang sangat berjasa bagi kemerdekaan Timor Leste.

“Bukan hanya Indonesia yang kehilangan (Habibie). Kami Timor Leste pun merasakan kehilangan. Beliau adalah pahlawan. Beliau sangat berjasa untuk negara kami. Hanya beliau yang berani memberi opsi kepada Timor Leste saat kami ingin melepaskan diri dari Indonesia,” kata Nelson di Taman Makam Pahlawan Kalibata, Jakarta Selatan, Kamis (12/9).

Pernyataan itu disampaikan Nelson merujuk pada keputusan Habibie ketika menjabat sebagai Presiden RI, yang memberikan pilihan merdeka bagi negara bekas jajahan Portugis itu.