Negara-negara Eropa mulai mengeluarkan regulasi untuk mengatur hubungan kerja antara perusahaan aplikasi dan para mitra.
Jenuh dengan rutinitasnya sebagai akuntan di sebuah bank di Ho Chi Minh, Vietnam, Kim-Ly mengundurkan diri pada 2010. Melalui aplikasi digital, Kim-Ly kemudian menemukan pekerjaan baru sebagai penginput data bagi sebuah perusahaan multinasional.
Perkerjaan itu mengharuskannya stand-by selama delapan jam sehari pada waktu yang telah ditentukan oleh perusahaan. Per jam, kerja perempuan lulusan jurusan ekonomi itu dihargai US$8. Jika ditotal per bulan, angka itu empat kali lebih besar dari gaji Kim-Ly saat berkerja di bank.
Kim-Ly bahagia. Tak punya tanggungan, situasi finansialnya memungkinkan dia untuk belanja barang-barang mewah dan berwisata ke berbagai belahan dunia.
"Teman-teman saya cemburu. Mereka bilang, 'Kenapa kamu selalu liburan ke mana-mana?' Saya bilang, 'Keluar dari pekerjaan yang sekarang dan cari kerjaan seperti saya'," tutur Kim-Ly.
Tetapi, itu tak lama. Kontrak Kim-Ly di perusahaan itu tiba-tiba dibatalkan. Meski kerjaannya masih sama, bos Kim-Ly berganti. Klien baru hanya mematok harga sebesar US$4 per jam bagi peluh Kim-Ly.