Janji mahasiswa untuk kembali turun ke jalan menggugat Jokowi

Aksi-aksi unjuk rasa mahasiswa mulai meletup di berbagai daerah. Di UGM, mahasiswa menobatkan Jokowi sebagai alumni paling memalukan.

Fajar Merah, putra mendiang aktivis Wiji Thukul, membaca puisi di acara panggung rakyat 'Bongkar' di GBK, Senayan, Jakarta, (9/12). Alinea.id/Faisal

Aksi-aksi unjuk rasa mahasiswa mulai meletup di berbagai kampus. Di Surabaya, Jawa Timur, ribuan mahasiswa yang menamakan diri mereka  Gerakan Mahasiswa Selamatkan Demokrasi (Gemas’D) menggelar aksi unjuk rasa di Universitas 17 Agustus Surabaya, Rabu (6/12).

Dua hari berselang, Di Universitas Gadjah Mada (UGM), Badan Eksekutif Mahasiswa Keluarga Mahasiswa (BEM KM) UGM menggelar diskusi publik dan mimbar bebas di bundaran kampus mereka. Di mimbar itu, mahasiswa menganugerahkan gelar sebagai alumnus UGM paling memalukan bagi Presiden Joko Widodo (Jokowi). 

Dalam beberapa pekan terakhir, aksi-aksi serupa terpantau terjadi di Riau, Makassar, Sulawesi Selatan, dan sejumlah daerah lainnya. Topik yang diusung dalam aksi-aksi unjuk rasa itu relatif sama: protes terhadap keburukan pemerintahan Jokowi. 

Koordinator Aliansi BEM Seluruh Indonesia (SI) Remy Hastian menyebut aksi-aksi unjuk rasa mahasiswa yang terjadi di berbagai daerah merupakan bentuk peringatan terhadap pemerintahan Jokowi. Menurut dia, akan ada kekacauan besar jika pemerintah tidak mengubris teguran dari kelompok mahasiswa itu. 

"Harusnya pemerintah tuh berterima kasih terhadap kondisi mahasiswa yang masih turun ke jalan. Mereka demo-demo di tiap-tiap daerah untuk mengingatkan kepada pemerintah," kata Remy kepada Alinea.id di Jakarta, belum lama ini.