Kepemimpinan perempuan harus disertai kualitas

Keterwakilan perempuan di parlemen hingga kini masih di bawah 30% sesuai amanat undang-undang.

Bendahara Umum GPK, Nadia Hasana Humaira (kiri), menerima piagam penghargaan usai menjadi pembicara dalam seminar nasional yang digelar Himakom FISIP UMJ, Tangerang Selatan, pada Senin (24/1/2021). Dokumentasi FISIP UMJ

Bendahara Umum Gerakan Pemuda Ka'bah (GPK), Nadia Hasana Humaira, menilai, perempuan harus memperbaiki dan meningkatkan kualitas diri karena posisinya di dunia politik sudah setara dengan laki-laki.

"Bahkan, ruang dalam aspek aktualisasi dalam politik sudah semestinya perempuan ambil peran," ucapnya dalam seminar nasional "Menjadi Pemimpin Sukses di Era 5.0" yang digelar Himapol FISIP UMJ di Aula Kasman Singodimedjo FISIP UMJ.

Meskipun demikian, menurutnya, peningkatan kualitas diri perempuan tidak melulu di arahkan ke gelanggang politik. Yang terpenting baginya, potensi perempuan harus terspesialisasi.

"Sehingga mampu berdaya saing dan bermanfaat yang dapat disalurkan dalam kehidupan bermasyarakat," jelasnya dalam keterangan tertulis.

Ketua Pemenangan Dapil DPP Partai Persatuan Pembangunan (PPP) ini melanjutkan, sudah banyak perempuan Indonesia yang dapat dijadikan contoh. Oleh karena itu, para perempuan tidak perlu khawatir.