Penambahan anggaran ini akan melengkapi pagu indikatif BRIN sebelumnya yang sebesar Rp4,27 triliun.
Ketua Komisi X DPR RI, Hetifah Sjaifudian, menyampaikan dukungannya terhadap usulan penambahan anggaran Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) sebesar Rp4,6 triliun untuk tahun anggaran 2026. Penambahan anggaran ini akan melengkapi pagu indikatif BRIN sebelumnya yang sebesar Rp4,27 triliun.
Menurut Hetifah, tambahan anggaran tersebut sangat penting untuk memperkuat tiga fokus riset strategis nasional, yaitu swasembada pangan, kemandirian kesehatan, dan swasembada energi, sebagaimana tertuang dalam program “Asta Cita” Presiden Prabowo.
“Anggaran tambahan ini akan memastikan 92,55% dari total dana benar-benar dialokasikan untuk program riset. Ini naik signifikan dari pagu indikatif awal yang hanya 14,85%. Fokus riset yang lebih besar akan mendorong hilirisasi hasil riset ke sektor ekonomi dan meningkatkan daya saing industri nasional,” ujar Hetifah dalam keterangan pers kepada wartawan di Jakarta, Jumat (11/7).
BRIN berencana menggunakan anggaran tersebut untuk berbagai program prioritas, seperti penguatan infrastruktur riset, pengadaan data satelit, pengembangan sumber daya manusia dan talenta riset, serta perlindungan kekayaan intelektual hasil riset dan inovasi.
Hetifah juga menekankan pentingnya hilirisasi riset dalam menciptakan lapangan kerja baru, khususnya bagi lulusan pendidikan tinggi. Ia menyoroti data pengangguran sarjana yang mencapai lebih dari 1 juta orang dan menyebut bahwa inovasi hasil riset bisa menjadi solusi untuk menyerap tenaga kerja intelektual secara berkelanjutan.