Kursi Ketua MPR strategis untuk membangun popularitas

Kursi Ketua MPR bisa menjadi salah satu posisi politik yang strategis

Wakil Sekjen Gerindra Andre Rosiade.Alinea.id/Kudus Purnomo Wahidin

Pengamat Politik Ade Reza Hariyadi menilai kursi Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) diibaratkan sebagai "kursi panas", karena merupakan posisi yang strategis bagi para politikus sehingga banyak diperebutkan di kalangan partai politik.

"Kursi Ketua MPR bisa menjadi salah satu posisi politik yang strategis, terutama dalam rangka figur-figur yang berkepentingan membangun popularitas dan image politik yang penting bagi persaingan di 2024. Jadi ini yang menyebabkan kursi Ketua MPR jadi 'kursi panas'," kata Ade saat ditemui di Kuningan, Jakarta Selatan, Sabtu.

Alasan lain adalah bagaimana komposisi kursi pimpinan MPR berbeda dengan DPR yang pimpinannya merupakan partai pemenang pemilu dan komposisinya sudah diatur oleh undang-undang.

"Kalau MPR kan tergantung konsensus di antara partai-partai. Sehingga terbuka ruang kompetisi politik yg berbeda dengan penyusunan komposisi di DPR. Jadi wajar kalau isu ketua MPR jadi cukup panas," jelasnya.

MPR sejatinya adalah sebuah representasi dari sifat-sifat kenegaraan, sehingga penting bagi MPR untuk menunjukkan karakter tersebut alih-alih mengambil keputusan politik seperti halnya di DPR.