Membaca peluang Garbi menjadi partai politik

Garbi punya cita-cita mewujudkan bangsa Indonesia menjadi bangsa yang maju di bidang ekonomi, teknologi, dan militer.

Ormas Garbi berencana akan menjadi partai politik. /Alinea.id/Oky Diaz.

Selain menjadi anggota Majelis Syuro Partai Keadilan Sejahtera (PKS), mantan Presiden PKS Anis Matta setahun belakangan ini sedang fokus di organisasi kemasyarakatan (ormas) Gerakan Arah Baru Indonesia (Garbi), yang diinisiasinya setahun lalu. Ormas ini diproyeksikan menjadi salah satu kekuatan politik baru.

“Idenya dulu yang kita sebarkan, nanti kita lihat respons publik. Berdasarkan respons publik itu tadi, baru kita bermetamorfosis menjadi gerakan politik selanjutnya. Sekarang saya masih terdaftar di anggota Majelis Syuro. Saya kira kalau nanti menjadi parpol otomatis saya keluar (dari PKS),” kata Anis usai menjadi pembicara diskusi Sikap Milenial Pasca Pilpres 2019 di Cikini, Jakarta Pusat, Minggu (14/7).

Cikal-bakal Garbi bisa dirunut saat tercetus ide soal Arah Indonesia Baru (ABI) yang didiskusikan sejak Pemilu 2014. Ketika itu, Anis Matta masih menjabat sebagai Presiden PKS. Anis Matta, Mahfudz Abdurrahman, Fahri Hamzah, Sukamta, dan Jazuli Juwaini merupakan nama-nama pejabat teras PKS yang ikut terlibat membentuk gagasan ABI.

Kemudian, gagasan ABI diusung PKS. Namun, saat Anis digantikan Sohibul Iman pada 2015, konon gagasan ABI ditentang pimpinan PKS. Ide tersebut dituduh sebagai sebuah gerakan untuk mengkudeta pimpinan PKS.

Pada perjalanan selanjutnya, tepatnya September 2018, ABI menjadi ormas bernama Gerakan Arah Indonesia Baru (Garbi), yang punya kedudukan badan hukum di Makassar, Sulawesi Selatan.