Membaca sikap Megawati soal dukungannya kepada Jokowi

Kebijakan yang diambil itu, merupakan pilihan dari PDIP, khususnya Megawati.

Presiden Jokowi dan Presiden ke-5 Megawati berbincang bersama wartawan, Senin (21/11/2016). (Foto: Humas/Jay/setkab

Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri telah memerintahkan kepada kadernya untuk tetap mendukung penuh Presiden Jokowi hingga akhir masa jabatan. 

Pernyataan yang disampaikan Ketua DPP PDIP Bambang 'Pacul" Wuryanto itu, sepertinya mengakhiri ketegangan yang beberapa minggu terakhir ini terjadi antara Presiden Jokowi dan PDIP. Khususnya setelah putra sulung Jokowi, yakni Gibran Rakabuming Raka, maju mendampingi Prabowo Subianto. Padahal, PDIP sudah mengusung Ganjar Pranowo-Mahfud MD pada Pilpres 2024.

Sejumlah spekulasi pun muncul. Khususnya yang menelatarbelakangi PDIP menghentikan sikap 'permusuhannnya' kepada Jokowi. Mulai adanya kekhawatiran PDIP kalau sikap permusuhannya kepada Jokowi bakal kontraprouktif terhadap elektabilitas PDIP dan Ganjar-Mahfud MD. Hingga meyakini kalau sikap yang diambil Megawati menandakan sikap kenegarawanan dari Presiden RI ke-5 itu.

Pengamat politik dari Indonesia Political Review (IPR) Ujang Komarudin mengatakan, kebijakan yang diambil itu, merupakan pilihan dari PDIP, khususnya Megawati untuk menjaga stabilitas politik di tanah air. Ini karena PDIP harus konsisten mendukung pemerintahan Jokowi hingga 20 Oktober 2024. 

"Jadi, apa yang disampaikan Megawati sebenarnya merupakan bentuk konsistensi mendukung pemerintahan Jokowi-Ma'ruf Amin. Di mana PDIP juga ada di dalamnya. Maka, itu menjadi pilihan rasional untuk menjaga konsistensi itu. Walaupun di saat yang sama sudah berbeda haluan. Sudah berbeda dukungan. Sudah berbeda pilihan," ucap dia dihubungi Alinea.id, Rabu (22/11).