Meretas jalan menuju kursi Ketua Umum Partai Golkar

Bambang Soesatyo santer disebut-sebut akan maju sebagai calon Ketua Umum Partai Golongan Karya (Golkar).

Akhir tahun ini, Partai Golkar akan menggelar musyawarah nasional. Namun, ada suara-suara yang menginginkan munas dipercepat dari jadwal. Alinea.id/Oky Diaz.

Pemilu 2019 telah usai. Partai Golongan Karya (Golkar) mulai berbenah secara internal. Partai berlambang pohon beringin ini akan menggelar musyawarah nasional (munas) pada Desember 2019.

Namun, ada wacana agar munas dipercepat. Salah satunya dari loyalis Setya Novanto, Aziz Samual. Pada Mei 2019, Aziz menyebut ada 25 Dewan Pimpinan Daerah (DPD) I yang meminta Airlangga Hartarto mundur dari kursi ketua umum. Sebab, ia dianggap gagal mencapai target Pemilu 2019.

Selain itu, politikus senior Partai Golkar Yorrys Raweyai berharap munas digelar sebelum Presiden Joko Widodo melantik kabinet yang baru. Wacana mempercepat munas tersebut disinyalir sebagai cara untuk menggoyang posisi Airlangga.

Masa jabatan Airlangga akan berakhir pada Desember 2019. Ia hanya melanjutkan posisi yang ditinggal Setya Novanto karena terjerat kasus korupsi proyek KTP elektronik.

Setnov—sapaan Setya Novanto—ditetapkan sebagai tersangka oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) pada 17 Juli 2017. Airlangga sendiri terpilih menjadi Ketua Umum Partai Golkar melalui musyawarah nasional luar biasa pada 20 Desember 2017.