Nasib PDI-P tanpa Jokowi

Islah antara PDI-P dan Jokowi hampir mustahil. Mampukah PDI-P merawat elektabilitas tanpa kehadiran Jokowi.

Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri (kiri) didampingi Sekjen Hasto Kristiyanto (kanan) memimpin pembekalan calon anggota legislatif Pemilu tahun 2019 di Jakarta, Minggu (5/8). Pembekalan itu untuk menyiapkan caleg asal PDIP menuju Pemilu 2019./Antara Foto

Peluang rujuk antara Ketua Umum PDI-Perjuangan Megawati Soekarnoputri dan Presiden Joko Widodo (Jokowi) kian menipis. Meskipun tak dipecat secara resmi, Ketua DPP PDI-P Komarudin Watubun menyatakan Jokowi sudah bukan lagi bagian dari keluarga partai berlambang banteng moncong putih itu. 

"Ah, orang dia (Jokowi) sudah di sebelah sana (di kubu Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka). Bagaimana mau dibilang bagian masih dari PDI-Perjuangan? Yang benar saja," kata Komarudin kepada wartawan di Kantor DPP PDI-P, Jalan Diponegoro, Menteng, Jakarta, Senin (22/4) lalu. 

Jokowi dianggap membelot lantaran meng-endorse pasangan Prabowo-Gibran di Pilpres 2024. Padahal, PDI-P mengusung pasangan Ganjar Pranowo-Mahfud MD. Sokongan dari Jokowi disebut-sebut jadi salah satu faktor yang bikin pasangan Prabowo-Gibran mampu memenangi kontestasi elektoral dalam satu putaran. 

Meski begitu, PDI-P hingga kini tak mengeluarkan sanksi tegas terhadap Jokowi. Padahal, PDI-P memecat Gibran dan menantu Jokowi, Bobby Nasution. Oktober lalu, Gibran diminta menggembalikan kartu tanda anggota setelah menerima pinangan Prabowo, sedangkan Bobby dipecat usai mendeklarasikan dukungan kepada Prabowo-Gibran. 

Komarudin berdalih PDI-P tak memecat Jokowi lantaran menghormati statusnya sebagai kepala negara. "Tetapi, kalau beliau sendiri bersikap keluar dari partai, ya sudah. Biar saja, itulah pilihan beliau dan kita harus hargai," kata Komarudin.