Pakar semiotik sebut kemarahan Megawati sebuah kegelisahan

Dalam pernyataanya, Megawati meminta kader untuk tidak melakukan manuver politik.

Megawati Soekarnoputri. Foto Istimewa

Akademisi sekaligus pakar semiotika, Acep Iwan Saidi menyoroti video viral yang memperlihatkan kemarahan Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri terkait calon presiden (capres) di 2024.

Dalam pernyataanya, Megawati meminta kader untuk tidak melakukan manuver politik. Bahkan Presiden RI keempat itu tidak segan-segan memecat kader yang tidak mengikuti garis partai atau AD/RT.

Acep yang telah menonton utuh video pidato Megawati menilai kemarahan orang nomor satu di PDIP itu merupakan sebuah ekspresi kegelisahan terhadap salah satu kadernya yang sangat menonjol. Kendati demikian, Acep tak lugas menyebutkan apakah kader yang menonjol tersebut merupakan Ganjar Pranowo, Gubernur Jawa Tengah yang saat ini juga tengah dilirik Partai Nasdem sebagai capres.

"Seharusnya, ini logika akademik, semiotik, ketika ada seorang kader ada yang melirik dari pihak lain kan mestinya bangga dong. Tapi kenapa kemudian menjadi marah? Ini yang saya sebut gelisah. Karena ada yang lain sebetulnya, yang menjadi jagoannya Ibu Mega," kata Acep dalam sebuah dialog di salah satu televisi swasta belum lama ini, sebagaimana dikutip Alinea.id, Jumat (24/6).

Acep menjelaskan, secara keseluruhan, pidato Megawati kerap loncat dan bahkan banyak kalimat tidak gramatikal. Pada bagian manuver, menurut Acep, intonasi Megawati tiba-tiba naik dan menunjukan ekspresi marah.