Parpol tak tersentuh reformasi, beroperasi seperti black box

LP3ES dan LSI ungkap persoalan partai politik di Indonesia.

Bendera partai politik nasional berjejer di jembatan Pantee Pirak, Kota Banda Aceh, Sabtu (23/3/2019)/Foto Antara

Direktur Center for Media and Democracy LP3ES, Wijayanto menilai tingkat kepercayaaan publik terhadap partai politik di Indonesia menjadi semakin rendah. Bahkan paling rendah dibanding lembaga publik lainnya. Pandangan itu beradasarkan survei kecil-kecilan kepada Peserta Sekolah Demokrasi LP3ES untuk menginventarisi masalah demokrasi di Indonesia.

"Diketahui bahwa saat ini parpol adalah institusi publik yang paling tidak dapat dipercaya. Kalah jauh dari institusi pemerintah, KPK bahkan dibandingkan dengan instansi militer sekalipun. Parpol menjadi lembaga yang paling rendah kepercayaan publik. Suvei LSI menyebutkan parpol hanya memperoleh tingkat kepercayaan 39% saja (2019), sementara KPK malah mendapat 63 %," jelasnya pada diskusi publik bertajuk “Mengawal Reformasi Partai Politik: Peluang dan Tantangan”, Kamis (8/4/2021).

Lebih jauh Wijayanto menjelaskan, sejumlah persoalan yang membelit parpol, yakni oligarki politik, oligarki media, rendahnya kualitas pemilu, macetnya kaderisasi, feodalisme, ideologi tak jelas, korupsi, dan politik dinasti.

"Malah terjadi hal yang lebih buruk, yakni disinyalir semua kader parpol telah ada yang terciduk KPK. Apakah masih mungkin mereformasi parpol di Indonesia? Sebab sepertinya, parpol saat ini adalah institusi yang paling tidak tersentuh reformasi," ungkapnya.

Di forum yang sama, Direktur Eksekutif Lembaga Survei Indonesia (LSI)  Djayadi Hanan menyampaikan, reformasi parpol merupakan keharusan. "Kecuali negara tidak lagi memilih sistem demokrasi. Demokrasi workable jika ada parpol, demokrasi tidak bisa bekerja tanpa partai. Namun, menguatkan partai sering disalahpahami sebagai dapat menguasai semuanya, tanpa bisa diawasi oleh kekuatan yang lain," bebernya.