Perludem: Hoaks senjata politikus yang tak punya visi

Politikus masih menjadikan hoaks dan fitnah untuk menyerang lawan politiknya

Warga melaju di samping mural (lukisan dinding) komik bertema antihoaks di Kampung Joho, Manahan, Solo, Jawa Tengah, Selasa (18/9). Foto Antara

Politikus yang menyerang lawan politiknya menggunakan cara-cara tak sehat seperti hoaks dan fitnah merupakan calon pemimpin yang tak memiliki visi dan misi. Hal tersebut diungkapkan oleh Lembaga Perkumpulan untuk Pemilu dan Demokrasi atau Perludem.

"Hoaks dan fitnah biasanya sengaja dilakukan karena politikus tersebut tidak memiliki visi, misi dan gagasan, sehingga mereka merasa perlu menyerang kelompok lawan," kata Direktur Eksekutif Perludem, Titi Anggraeni, di Jakarta, Kamis, (20/9).

Menurut Titi, cara tersebut merupakan jalan pintas bagi seorang kandidiat dalam memenangi Pemilu 2019. Celakanya, cara tersebut kerap dipilih politikus kebanyakan akhir-akhir ini sebagai upaya menjegal pesaingnya. Karena itu, Titi meminta seluruh pihak mewaspadai penggunaan hoaks dan fitnah pada saat pemilu.

"Absennya politik gagasan, politik program membuat aktor membuat hoaks," tuturnya.

Menurut Titi, politikus yang memilih cara demikian merupakan seseorang yang hanya siap menang, namun tak siap kalah. Dalam upaya politikus tersebut memenangi pemilu caranya dengan menjual disinformasi dan politik transaksional.