Pertemuan Mega-Prabowo bukan berarti islah bagi Jokowi

Megawati-Prabowo dijadwalkan bakal bertemu usai putusa MK pada 22 April 2024.

Ketua Umum PDI-Perjuangan Megawati Soekarnoputri (tengah) bersama Presiden Joko Widodo dan elite-elite Partai Golkar. /Foto Antara

Wacana mempertemukan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto dengan Ketua Umum PDI-Perjuangan Megawati Soekarnoputri terus digaungkan oleh elite-elite politik kedua kubu. Saat ini pertemuan keduanya paling santer diklaim bakal digelar usai putusan Mahkamah Konstitusi (MK) terkait perselesihan hasil pemilihan umum (PHPU) Pilpres 2024 dikeluarkan pada 22 April mendatang.

Sekretaris Jenderal (Sekjen) PDI-P Hasto Kristiyanto menganggap pertemuan Megawati dan Prabowo merupakan hal yang positif untuk meredakan tensi politik pasca-Pilpres 2024. Ia menegaskan tidak ada permasalahan personal antara Megawati dan Prabowo.

“Skala prioritas utama saat ini adalah mengawal seluruh proses di MK," kata Hasto kepada pewarta di kediaman Megawati, Jalan Teuku Umar, Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (12/4).

Analis Politik dan Direktur Eksekutif Aljabar Strategic Arifki Chaniago memandang wajar jika pertemuan Mega-Prabowo dinanti publik. Ia meyakini Prabowo bakal merayu PDI-P untuk bergabung ke dalam koalisi parpol pendukung pemerintahan Prabowo-Gibran. 

“Kayaknya kepentingan kedua belah pihak belum bertemu. Inilah yang menjadi kendala politiknya,” katanya kepada Alinea.id di Jakarta, Senin (15/4).