Politikus PAN nilai proposional tertutup bakal rugikan caleg perempuan

Intan optimistis dengan sistem proporsional terbuka murni, keterwakilan perempuan di parlemen 30 persen akan terwujud.

Politikus PAN Intan Fauzi. Foto Intan Fauzi

Politikus PAN Intan Fauzi menyatakan penerapan sistem proporsional terbuka di pemilihan legislatif (pileg) 2024 masih sangat relevan. Menurutnya, model proposional tertutup justru akan merugikan perempuan.

"Berkaca pada pemilu sistem proporsional tertutup, caleg perempuan seringkali ditempatkan di nomor urut buntut, setelah petahana legislator, pengurus harian partai, dan kalangan elite partai," ujar Intan kepada wartawan di Jakarta, Selasa (3/1).

Menurut Intan, sistem proporsional terbuka memenuhi prinsip demokrasi yang amat mendasar yakni pengakuan kedaulatan rakyat maupun prinsip persamaan di hadapan hukum. "Oleh karena itu masih sangat relevan diterapakan di Pemilu 2024," kata Intan.

Intan menerangkan, dalam sistem proporsional terbuka, semua kader memiliki kesempatan yang sama untuk terpilih. Menurut Intan, hal itu sangat tepat bagi caleg perempuan untuk ikut berkompetisi mendapatkan simpati di masyarakat.

Intan lantas menyinggung affirmative action pada UU Pemilu Nomor 7 tahun 2017 yang mewajibkan pengajuan daftar calon oleh partai politik pada setiap dapil harus memenuhi 30% keterwakilan perempuan dengan penempatan minimal 1 perempuan dari 3 nama calon legislatif di pemilu terbuka.